Bacajuga: Ada Wayang Kulit Gagrak Berusia 300 Tahun di Keraton Kacirebonan Sementara itu, Margono (48) salah seorang penonton mengaku rela datang jauh-jauh dari Jakarta hanya demi menyaksikan secara langsung pertunjukan wayang kulit yang digelar di Cirebon. Tidak sendiri, ia mengajak keluarganya menyaksikan pertunjukan ini.
› Bebas Akses›Wayang Orang, Warisan Keraton ... Ngesti Pandowo menjadi salah satu dari segelintir kelompok wayang orang yang masih bertahan. Berawal dari seni adiluhung keraton, kesenian ini menjadi tontonan rakyat semua lapisan. Pelestarian jadi tantangan, Oleh KRISTI DWI UTAMI, GREGORIUS MAGNUS FINESSO 7 menit baca Kompas/P Raditya Mahendra YasaAnoman Dalam Lakon Semar Boyong yang dipentaskan dalam pentas perdana WO Ngesti Pandowo, Sabtu 8/1/2022 di Gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Raden Saleh, Kota Semarang, Jawa Pandowo, kelompok wayang orang di Kota Semarang, Jawa Tengah, tetap bertahan di usia menjelang 85 tahun dengan segala dinamika, pun nostalgia. Di kota dagang ini, wayang orang bertransformasi dari seni adiluhung keraton, menjadi tontonan rakyat yang 45, lekat menatap pertunjukan Wayang Orang WO Ngesti Pandowo dari kursi penonton, Sabtu 15/1/2022 malam. Datang sendiri untuk bernostalgia, ia khidmat menyaksikan lakon “Gandamana Luweng”, sambil merangkum kenangan masa kecilnya. Saat itu, sang kakek kerap mengajaknya menonton kelompok wayang orang yang sama di Gedung Rakyat Indonesia Semarang GRIS, atau kini berubah menjadi Mal Paragon. "Dulu yang kepengin nonton Ngesti Pandowo itu banyak. Apalagi kalau malam minggu, umpel-umpelan desak-desakan. Mau beli tiket saja harus sehari sebelumnya supaya tidak kehabisan," kenang malam itu, banyak kursi kosong di Gedung Ki Narto Sabdo, tempat pentas WO Ngesti Pandowo di kompleks Taman Budaya Raden Saleh TBRS. Dari sekitar 100 kursi, kurang dari separuh yang terisi. Dampak pandemi Covid-19 masih membuat atraksi seni mesti digelar sangat juga Harapan kepada Pemimpin dalam Gending Ki Narto SabdoKompas/P Raditya Mahendra YasaSalah seorang wayang berdandan membentuk karakter tokoh dalam pentas perdana WO Ngesti Pandowo, Sabtu 8/1/2022 di Gedung Ki Narto Sabdo, Taman Budaya Raden Saleh, Kota Semarang, Jawa sepi, Asih dan puluhan penonton lain tetap hanyut menyaksikan pentas yang malam itu digelar untuk kedua kali sejak awal tahun. Setelah nyaris dua tahun absen akibat pagebluk, pemerintah mengizinkan WO Ngesti Pandowo, satu-satunya kelompok wayang orang yang masih bertahan di Kota Semarang, kembali pentas rutin tiap akhir itu, lakon Gandamana Luweng dimainkan apik. Kisah itu tentang upaya licik Arya Suman menyingkirkan Patih Gandamana dan merebut kedudukan sebagai menteri utama Kerajaan Hastina. Untuk membayar hasratnya, dia mesti cacat buruk rupa dan namanya diganti menjadi Patih Sangkuni. Sebuah pesan tentang nafsu dan angkara yang selalu berakhir juga Meniupkan Asa Ngesti Pandawa di Pentas PerdanaPesan-pesan moral semacam ini pula yang membuat Asih menyukai wayang orang sejak kecil. “Ada pesan-pesan tersirat dari kisah yang dibawakan. Dikemas dengan cerita apik ditambah pertunjukan tari dan alunan gamelan menarik," sewaktu kecil, Asih tak puas hanya menonton sekali dalam sepekan. Ia ingat sempat merengek kepada kakeknya agar dibelikan keping VCD berisi rekaman pertunjukan wayang orang agar dirinya bisa kapanpun DWI UTAMISeorang wayang orang sedang merias wajahnya sebelum pentas di Gedung Ki Narto Sabdo, Kompleks Taman Budaya Raden Saleh, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 15/1/2022. Pentas malam itu merupakan pentas kedua di harapan penonton yang dilakukan Ngesti Pandowo selama pandemi muhibah Adapun Ngesti Pandowo adalah kelompok wayang orang yang didirikan 1 Juli 1937 di Madiun, Jawa Timur oleh Ki Sastrosabdo. Selain dia, beberapa seniman lain yang membesarkan WO Ngesti Pandowo yakni Ki Narto Sabdo, Ki Darso Sabdo, Ki Koesni, dan Ki Sastro mereka berpentas secara berpindah-pindah dari satu kota ke kota yang lain dengan konsep tobong. Tobong adalah bangunan pentas sekaligus berfungsi sebagai tempat tempat tinggal para pemain wayang orang. Dari pentas muhibah itu, Ngesti Pandowo akhirnya menetap di Kota 1960 hingga 1970-an, wayang orang menjadi hiburan yang sangat digandrungi seluruh lapisan warga. Tak hanya suku Jawa, tetapi juga orang-orang Belanda, dan keturunan sekaligus Guru Besar Sastra Jawa Universitas Negeri Semarang Teguh Supriyanto menuturkan, pada 1960 hingga 1970-an, wayang orang menjadi hiburan yang sangat digandrungi seluruh lapisan warga. Tak hanya suku Jawa, tetapi juga orang-orang Belanda, dan keturunan pertunjukan wayang orang juga digemari para pejabat. Presiden Soekarno disebut pernah mengundang Ngesti Pandowo untuk pentas di istana negara. "Kalau tidak salah sebanyak dua kali. Di Istana Bogor dan Istana Merdeka Jakarta," kata DWI UTAMISuasana Gedung Ki Narto Sabdo di kompleks Taman Budaya Raden Saleh TBRS, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu 19/1/2022. Di gedung tersebut wayang orang Ngesti Pandowo era itu, selain Ngesti Pandowo, ada dua kelompok wayang orang yang juga kondang di Semarang. Dalam bukunya "Semarang City, a Glance into the Past", Jongkie Tio menyebutkan dua grup lain itu adalah Sri-Wanito dan Wahyu didirikan dua bersaudara, Juk Hwa dan Kong Hwa pada 1935 di Temanggung. Kelompok itu kemudian pindah ke daerah Bugangan, Kecamatan Semarang Timur. Pada 1954, kelompok itu pindah ke Gedung Kesenian dan Pertemuan Sriwanito yang terletak di sekitar Pasar Dargo. Sayangnya, kelompok itu bubar pada 1989 akibat persoalan juga Nonton Wayang Bisa lewat Google Arts and CultureSementara kelompok Wahyu Utomo didirikan oleh Wahyu Utomo pada 1970. Sebelum bubar pada 1985, kelompok itu pernah pentas di Taman Hiburan Rakyat THR Tegalwareng dan THR Jurnatan. Saat itu di antara kelompok WO juga terjadi rivalitas sengit. Tak jarang terjadi saling serobot awak buku Wayang Wong Milenial Inovasi Seni Pertunjukan pada Era Digital 2021, Ni Made Ruastiti, I Komang Sudirga, dan I Gede Yudarta mencatat, seni wayang orang berusia sangat tua. Prasasti Wimalasmara 930 M dan Prasasti Balitung 907 M telah menyebut pertunjukan ini dengan istilah Jawa Kuno, Wayang Wwang. Wayang wwang dihidupkan kembali keraton Surakarta dan Putra Perdana DITPertunjukan wayang orang WO Ngesti Pandowo dengan lakon "Gatutkaca Kembar Pitu" digelar di Gedung Kesenian Ki Narto Sabdho, Taman Budaya Raden Saleh TBRS, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 11/3. Berdiri sejak 1 Juli 1937 di Madiun, Jawa Timur WO Ngesti Pandowo masih bertahan hingga kini. Pertunjukan digelar setiap Sabtu malam. Kompas/Aditya Putra Perdana DIT 11-03-2017Di Yogyakarta, wayang orang dikembangkan Sultan Hamengkubuwono I pada 1750-an. Menurut Soedarsono dalam Wayang Wong The State Ritual Dance Drama in the Court of Yogyakarta 1984, selain seni adiluhung, wayang orang jadi alat politik meraih legitimasi sebagai penguasa sah Mataram dan penerus tradisi kebudayaan di Surakarta, wayang orang dikembangkan Mangkunegara I sekitar 1760 dan maju pesat di masa Mangkunegara V. Menurut Wahyu Santoso Prabowo dkk, dalam Sejarah Tari Jejak Langkah Tari di Pura Mangkunagaran 2007, Mangkunegara V melakukan pembaruan dari sisi penari, rias busana, lakon, dan fungsi sajian. Dikenalkan pula lakon carangan atau di luar pakem Mahabarata dan penting terjadi akhir abad ke-19 saat seni ini ke luar tembok keraton kala istana tak punya cukup dana akibat kemunduran ekonomi. Pelopor wayang orang komersial muncul dari kalangan pengusaha keturunan Tionghoa atas persetujuan keraton. Tujuannya untuk mencari uang. Setelah di Surakarta, kelompok komersial lain bermunculan. Posisi Semarang sebagai kota dagang yang ramai, membuat kelompok-kelompok itu mencoba mencari nafkah di PUTRA PERDANAPatung Ki Narto Sabdo di Kota Semarang, Jawa demikian, seiring zaman, popularitas wayang orang mulai tergerus. Hal itu juga menimpa Ngesti Pandowo. Dalam laporan penelitian Fakultas Sastra Universitas Diponegoro oleh Haryono Rinardi, Dhanang Respati Puguh, dan Siti Maziyah pada 2002 disebutkan, penurunan jumlah penonton semakin jelas setelah Ngesti Pandowo pindah dari tempat pementasan tetap di GRIS pada 2002, jumlah penonton hanya sekitar 30 orang per pentas dengan harga tiket rata-rata Rp Penjualan tiket tak mampu menutup ongkos produksi, apalagi ditambah biaya hidup 80 orang anggota. Pada Mei 2000 Ngesti Pandowo bahkan merugi hingga Rp 5,5 juta per Ketua Departemen Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro, Dhanang Respati Puguh, pamor Ngesti Pandowo mulai surut ketika kehilangan panutan mereka, Sastrosabdo pada 1965, disusul Koesni 1980, Sastro Sudirdjo pada 1984, dan Narto Sabdo pada 1985. Bahkan, Ngesti Pandowo terpaksa menjual sebagian aset untuk mempertahankan kelangsungan hidup anggotanya."Persoalan penting lain adalah regenerasi. Bahkan sejumlah anak wayang anak anggota Ngesti Pandowo sendiri tidak mau menjadi wayang orang karena pesimistis terkait masa depan seni ini," ungkap juga Ki Narto Sabdo dan Penanda Zaman di Kawasan Semarang LamaKompas/P Raditya Mahendra YasaLoket tiket di depan piintu masuk Gedung Ki Narto Sabdo di Kompleks Taman Budaya Raden Saleh, Kota Semarang, Jawa Tengah. Mulai awal tahun ini, pentas wayang Orang Ngesti Pandowo diizinkan digelar secara rutin di sini. Hal ini diakui salah satu anak wayang Ngesti Pandowo, Albela Mayarani Puspita 29. Ia menyebut, jumlah anak seniman yang mau berkecimpung di dunia wayang orang bisa dihitung jari. "Saya prihatin anak-anak wayang hampir tidak ada yang mau meneruskan jejak orangtuanya. Kebanyakan berpikir di Ngesti Pandowo tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup," kata Mayarani yang kini jadi anggota Laskar Muda Ngesti luar kegiatannya di Ngesti Pandowo, Mayarani bekerja sebagai pengajar tari dan memiliki sanggar tari. Sebelumnya, dia pernah bekerja di sebuah bank, tetapi memutuskan berhenti karena kesulitan membagi waktu antara bekerja dan beraktivitas di Ngesti Muda Ngesti Pandowo merupakan salah satu ikhtiar regenerasi kelompok wayang orang itu. Tak hanya anak wayang, mereka juga menerima anak-anak muda yang tertarik kesenian wayang orang. "Kami merekrut orang-orang dari dalam maupun luar keluarga Ngesti Pandowo. Kini, anggota kami sekitar 80 orang, mulai dari 17 tahun hingga 70 tahun," ujar Pimpinan Ngesti Pandowo Djoko prihatin anak-anak wayang hampir tidak ada yang mau meneruskan jejak orangtuanya. Kebanyakan berpikir di Ngesti Pandowo tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup. Albela Mayarani PuspitaPemerintah Kota Semarang juga berkomitmen turut menjaga kelangsungan kesenian rakyat itu. Sebab, sulit dimungkiri, kelompok itu telah menjelma sebagai ikon seni Semarang. "Kalau pandemi melandai, kami akan buat program menonton bersama wayang orang, termasuk bagi pelajar. Harapannya, para pelajar tertarik bergabung sehingga ada regenerasi," kata Kepala Seksi Atraksi Budaya Bidang Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, menarik kaum milenial, lanjut Teguh, Ngesti Pandowo juga harus mulai memerhatikan kemasan pertunjukan mengikuti kesukaan anak muda. Mereka juga perlu bersinergi dengan pemerintah, perguruan tinggi, dan dunia usaha. Dengan cara-cara itu, Ngesti Pandowo diharapkan dapat bangkit dan DWI UTAMILaskar Muda Ngesti Pandowo berpentas di Gedung Ki Narto Sabdo, Kompleks Taman Budaya Raden Saleh, Kecamatan Candisari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Sabtu 15/1/2022. Pentas malam itu merupakan pentas kedua di harapan penonton yang dilakukan Ngesti Pandowo selama pandemi Covid-19. EditorGREGORIUS MAGNUS FINESSO Wayangkulit sebagai salah satu warisan leluhur khususnya dari Kraton Yogyakarta diharapkan menjadi contoh warisan yang dijaga dan dipertahankan demi kelangsungan keberadaan wayang kulit khususnya dan sebagai identitas kota Yogyakarta pada umumnya. Industri kerajinan tatah sungging mengalami perkembangan dari tahun ke tahun.

Wayang kulit merupakan seni pertunjukan yang sangat populer di Indonesia. Seni pertunjukan ini sudah ada sejak lama dan menjadi salah satu warisan leluhur khususnya dari Keraton. Wayang kulit biasanya dimainkan di malam hari dan membutuhkan cahaya lilin atau lampu minyak untuk menerangi wayang kulit. Sejarah Wayang Kulit Wayang kulit sudah dikenal sejak zaman kerajaan di Indonesia. Wayang kulit pertama kali diperkenalkan oleh Kerajaan Majapahit pada abad ke-12. Pada saat itu, wayang kulit digunakan sebagai sarana pendidikan dan hiburan masyarakat. Wayang kulit kemudian berkembang pesat pada masa-masa berikutnya dan menjadi salah satu kebudayaan yang sangat dihargai oleh masyarakat Indonesia. Wayang Kulit di Keraton Wayang kulit memiliki tempat yang sangat istimewa di Keraton. Pada masa lalu, pertunjukan wayang kulit sering diadakan di Keraton dan hanya bisa disaksikan oleh keluarga kerajaan dan para bangsawan. Wayang kulit yang dimainkan di Keraton memiliki ciri khas yang berbeda dengan wayang kulit lainnya. Wayang kulit di Keraton biasanya lebih elegan dan memiliki ukiran yang sangat detail. Seni Pertunjukan Wayang Kulit Seni pertunjukan wayang kulit tidak hanya terbatas pada pertunjukan yang dilakukan di atas panggung. Ada banyak hal yang terlibat dalam seni pertunjukan wayang kulit, seperti pembuatan wayang kulit, pembuatan alat musik gamelan, dan pembuatan skrip cerita. Seni pertunjukan wayang kulit juga membutuhkan keahlian khusus dalam memainkan alat musik gamelan dan mengatur cahaya untuk menerangi wayang kulit. Simbolisme Wayang Kulit Wayang kulit memiliki simbolisme yang sangat kaya. Setiap karakter dalam pertunjukan wayang kulit memiliki makna dan pesan tersendiri. Misalnya, tokoh Semar dalam pertunjukan wayang kulit melambangkan kebijaksanaan dan kesederhanaan. Sedangkan tokoh Rama melambangkan kebaikan dan keadilan. Simbolisme wayang kulit ini dapat menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Peninggalan Budaya yang Harus Dilestarikan Wayang kulit merupakan salah satu peninggalan budaya yang harus dilestarikan. Seni pertunjukan ini memiliki nilai sejarah dan kultural yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk melestarikan seni pertunjukan wayang kulit ini agar tidak punah di tengah arus modernisasi yang terus berkembang. Kesimpulan Wayang kulit merupakan salah satu warisan leluhur khususnya dari Keraton yang sangat penting bagi masyarakat Indonesia. Seni pertunjukan ini memiliki sejarah yang panjang dan memiliki simbolisme yang sangat kaya. Wayang kulit juga memiliki tempat yang sangat istimewa di Keraton dan menjadi salah satu kebudayaan yang sangat dihargai oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, seni pertunjukan wayang kulit harus dilestarikan agar tidak punah di tengah arus modernisasi yang terus berkembang. Kesehatan

Adnanberpendapat bahwa wayang kulit yang ada saat ini bukanlah berasal dari India, melainkan merupakan ciptaan dari Wali Songo pada zaman Kerajaan Demak Bintoro. "Wayang kulit itu diciptakan para wali sebagai hasil permusyawaratan untuk mengajak umat dan rakyat di Nusantara untuk memeluk agama Islam. Padahal pada waktu itu juga kebanyakan Wayang kulit adalah seni pertunjukan tradisional khas Jawa. Foto KumparanWayang kulit adalah kesenian tradisional Indonesia yang telah diwariskan secara turun-temurun. Wayang kulit telah berkembang di Indonesia sebelum abad ke-11 hingga saat ini masih terus pertunjukan wayang kulit ini juga telah mendunia. Hal itu ditandai dengan diakuinya wayang kulit oleh UNESCO sebagai karya kebudayaan yang mengagumkan dalam bidang cerita narasi dan warisan yang indah dan berharga pada tahun kulit sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity oleh UNESCO berarti ini merupakan kesenian yang luar apa yang dimaksud dengan wayang kulit? Dari mana daerah asal wayang kulit? Untuk menjawab pertanyaan ini, simak penjelasan di bawah itu Wayang Kulit?Wayang kulit merupakan salah satu jenis wayang yang ada di Indonesia. Menurut Daru Suprapto dalam bukunya yang berjudul Wayang dan Kesusastraan Djawa, wayang adalah salah satu seni kebudayaan yang merangkum berbagai macam bidang seni dan sastra yang memuat isi padat dan bahannya, wayang terbagi ke dalam 5 jenis, salah satunya adalah wayang kulit. Wayang kulit adalah wayang yang terbuat dari kulit hewan seperti sapi dan Daerah Asal Wayang Kulit?Wayang kulit merupakan kesenian tradisional rakyat Indonesia yang berasal dan berkembang di Pulau Jawa, terkhusus daerah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan ditelisik dari sisi sejarah, wayang kulit merupakan kesenian masyarakat Jawa yang sudah ada dari zaman dahulu kala. Jauh sebelum abad ke-11, ada dua prasasti yang menunjukkan kesenian wayang kulit telah kulit merupakan salah satu seni kebudayaan yang diwariskan secara turun-temurun. Sumber ANTARA FOTOMenurut Sigit Purwanto dalam Pendidikan Nilai dalam Pagelaran Wayang Kulit, prasasti pertama yang dikeluarkan oleh Raja Lokapala pada tahun 840 ada dicatat tentang orang-orang yang aringgit, mengambil bagian dalam pertunjukan prasasti yang kedua yang dibuat atas perintah Raja Balitung pad tahun 907 pun antara lain disebut, “…. si Galigi Mawayang”, artinya Galigi mengadakan pertunjukan itu, para ahli dan akademisi juga menyepakati bahwa wayang kulit merupakan kesenian asli Jawa dan lahir di Jawa yang mengalami perkembangan usai masuknya agama Hindu dan Islam di Wayang KulitWayang kulit adalah jenis wayang yang berasal dari kulit lembu atau sapi. Sumber ANTARA FOTOSeperti wayang lainnya, wayang kulit juga terbagi ke dalam beberapa jenis berdasarkan alur cerita yang dibawakan. Jenis-jenis wayang kulit, yaitu Wayang Purwa adalah pertunjukan wayang yang pakem atau ceritanya bersumber dari kitab Mahabarata atau Ramayana. Wayang ini dapat berupa wayang kulit, wayang golek, maupun wayang orang. Wayang Madya adalah campuran pertunjukan wayang Purwa dan wayang Gedhog. Lakonnya menghubungkan dua zaman, yaitu zaman Purwa Ramayana dan Mahabarata dengan zaman Jenggala yang menceritakan cerita-cerita Gedhog adalah pertunjukan wayang yang lakonnya bersumber dari cerita Panji maupun kisah kepahlawanan pada masa kerajaan Kediri, Singhasari, dan Menak adalah pertunjukan yang pakemnya bersumber pada cerita Menak. Wayang Babad adalah pertunjukan wayang yang pakemnya bersumber pada cerita-cerita babad sejarah setelah masuknya agama Islam di Indonesia.
MalamSatu Suro, wayang kulit digelar sebagai kebutuhan upacara kepercayaan. Menurut Masroer (2017), seni pertunjukan wayang kuli t tidak dipentaskan setiap ha ri, hanya pada hari-
Wayang kulit adalah salah satu dari kebudayaan yang dimiliki Indonesia,yang berasal dari kulit sebagai salah satu peninggalan atau warisan leluhur khususnya dari keraton kulit merupakan cerita dari Ramayana dan Mahabhrata. Dunia seni pergelaran wayang kulit gaya Jawa Timuran belum banyak menarik minat peneliti sastra dan kesenian di Indonesia karena dianggap sebagai seni daerah Pesisiran yang diasumsikan kurang menarik dibandingkan dengan dunia kesenian di lingkup keraton Yogyakarta dan Surakarta. Seni pedalangan dan pergelaran wayang kulit gaya Jawa Timuran merupakan sebuah dunia seni pertunjukan rakyat yang tidak banyak mendapat campur tangan kepentingan keraton dari berbagai aspek sosial, politik, kultural, dan aspek-aspek pragmatik lainnya. Ia tumbuh alami di desa-desa pewaris dan pelestari tradisinya sesuai dengan dinamika dan tataran pengetahuannya. Tokoh Semar dalam kehidupan seni pergelaran wayang kulit gaya Jawa Timuran memiliki kedudukan dan fungsi yang penting dan agak berbeda dibandingkan perannya dalam dunia pergelaran wayang Jawa Tengahan dan Yogyakarta. Melalui tokoh Semar, kiranya dapat dipahami bagaimana konstruk sebuah lakon dipergelarkan dan bagaimana lakon diberi makna atau dikomunikasikan kepada publik. Sebaliknya, publik menghayati dan menangkap pesan lakon melalui peran tokoh Semar. Gendeng adalah nama sebuah dusun kerajinan ukir pembuatan wayang kulit yang sampai sekarang terus mempertahankan keberadaan wayang kulit yang bisa dibeli di penjual wayang khususnya wayang kulit gaya Yogyakarta. Di sana akan ditemukan tenaga-tenaga terampil dan terasah dalam pembuatan wayang kulit yang juga bisa ditemukan lewat penjual wayang kulit. Ada sekitar 50 perajin di puppet shop yang aktif dalam bidang tatah sungging kulit yang terkumpul hampir di sepuluh sanggar. Dekatnya sentra ukir kulit Gendeng dari Yogyakarta atau puppet shop, sekitar 8 km arah selatan yang melewati jalur utama kota Bantul dan desa wisata Kasongan akan memudahkan para wisatawan menuju ke lokasi. Wisatawan yang datang akan menjumpai berbagai bentuk dan model wayang kulit di puppet crafts dan melihat proses pembuatan wayang yang masih sederhana dan masih terjaga ketradisionalannya dalam pemrosesan, pembuatan pola, penatahan dan sungging atau pewarnaan.
\n wayang kulit sebagai salah satu warisan leluhur khususnya dari keraton
Ironisnya kebanyakan para pemerhati wayang kulit (termasuk dalang), tidak suka ada inovasi pada pola pertunjukan wayang kulit. Ketika wayang kulit dipendekkan dari 9 jam menjadi 4 jam oleh Indosiar, mereka protes. Ketika urutan adegan di utak-atik mereka protes juga. Ketika Ki Sukasman membuat Wayang Ukur, mereka mencaci-maki.

Wayang kulit merupakan salah satu warisan leluhur yang sangat berharga bagi masyarakat Indonesia. Wayang kulit merupakan seni tradisional Indonesia yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Salah satu daerah di Indonesia yang mempunyai seni wayang kulit yang sangat terkenal adalah Keraton. Apa Itu Wayang Kulit? Wayang kulit adalah seni tradisional Indonesia yang menggunakan boneka kulit yang diproyeksikan pada layar putih. Boneka kulit tersebut biasanya dihias dengan gambar-gambar yang sangat indah dan mempunyai makna simbolis yang sangat dalam. Wayang kulit biasanya dipentaskan dengan diiringi musik gamelan. Wayang kulit juga biasanya dijadikan sebagai media untuk menyampaikan pesan moral atau cerita-cerita dari masa lalu yang sangat penting bagi kebudayaan Indonesia. Sejarah Wayang Kulit di Keraton Wayang kulit di Keraton sudah ada sejak zaman kerajaan Mataram Kuno. Pada masa itu, wayang kulit hanya dipentaskan oleh para raja dan keluarganya. Pada masa kerajaan Majapahit, wayang kulit sudah mulai dipentaskan oleh masyarakat umum. Namun, pada masa itu wayang kulit masih dipentaskan dengan cara yang sederhana dan dianggap hanya sebagai hiburan semata. Barulah pada masa kerajaan Mataram, wayang kulit menjadi sangat penting dan dianggap sebagai bagian dari upacara keagamaan. Wayang kulit pada masa itu dijadikan sebagai media untuk menyampaikan pesan moral dan cerita-cerita yang sangat penting bagi kebudayaan Indonesia. Ciri Khas Wayang Kulit di Keraton Wayang kulit di Keraton mempunyai ciri khas yang sangat berbeda dengan wayang kulit dari daerah lain di Indonesia. Ciri khas wayang kulit di Keraton adalah penggunaan warna-warna yang sangat cerah dan penuh dengan ornamen-ornamen yang sangat indah. Wayang kulit di Keraton juga mempunyai sejumlah karakter yang sangat terkenal seperti Semar, Petruk, dan Gareng. Karakter-karakter tersebut biasanya digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan moral dan cerita-cerita yang sangat penting bagi kebudayaan Indonesia. Pentingnya Melestarikan Wayang Kulit di Keraton Melestarikan wayang kulit di Keraton sangat penting bagi kebudayaan Indonesia. Wayang kulit merupakan bagian dari warisan leluhur yang sangat berharga dan harus dijaga agar tidak punah. Melestarikan wayang kulit di Keraton juga mempunyai dampak yang sangat positif bagi masyarakat sekitar. Dengan melestarikan wayang kulit di Keraton, masyarakat sekitar bisa mengembangkan potensi wisata yang ada di daerah mereka. Sarana dan Prasarana yang Dibutuhkan untuk Melestarikan Wayang Kulit di Keraton Untuk melestarikan wayang kulit di Keraton, dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai. Beberapa sarana dan prasarana yang dibutuhkan adalah sebagai berikut Tempat pertunjukan yang memadai dan layak untuk digunakan Alat musik gamelan yang baik dan berkualitas Boneka kulit yang berkualitas dan sesuai dengan standar yang ditentukan Sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman dalam mengelola pertunjukan wayang kulit Kesimpulan Wayang kulit merupakan bagian dari warisan leluhur yang sangat berharga bagi masyarakat Indonesia. Di Keraton, wayang kulit mempunyai ciri khas yang sangat berbeda dengan wayang kulit dari daerah lain di Indonesia. Melestarikan wayang kulit di Keraton sangat penting bagi kebudayaan Indonesia. Untuk melestarikan wayang kulit di Keraton, dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai.

Wayangadalah peninggalan para leluhur bangsa ini, yang saat ini mungkin dianggap oleh sebagian masyarakat khususnya para kawula muda sudah tidak modern lagi, meskipun begitu wayang tetap merupakan salah satu dari ribuan kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa ini yang memuat nilai-nilai luhur. Dalam cerita pewayangan Antasena digambarkan
LimaFakta Wayang Kulit, Seni Pewayangan yang Jadi Warisan Dunia - Wayang adalah salah satu warisan kebudayaan leluhur yang patut untuk dilestarikan. Seni pertunjukan ini bahwa sudah diakui sebagai warisan dunia dengan diberinya gelar Warisan Mahakarya Dunia yang Tak Ternilai Dalam Seni Bertutur oleh UNESCO. Wayang merupakan boneka bayangan yang digunakan sebagai karakter penokohan dalam
Sekianbanyak warisan salah satunya yang dianggap paling tua dan hingga kini masih populer adalah wayang kulit. Wayang telah dikenal masyarakat beberapa abad lamanya. Berbagai unsur seni terkandung di dalamnya, baik itu unsur seni rupa, seni pertunjukan, seni sastra, seni musik, maupun seni suara. Kedudukan wayang di pulau

KeratonYogyakarta merupakan salah satu kerajaan Islam nusantara yang masih lestari hingga kini. Pusat budaya Jawa ini senantiasa aktif mensyiarkan ajaran agama Islam lewat program-program religius yang digawangi terutama oleh Abdi Dalem Pengulon.Kata "pengulon" berasal dari "pengulu" atau "penghulu", yaitu Abdi Dalem yang bertugas menikahkan putra-putri keraton.

Untunglah pada tanggal 27 November 2003 UNESCO mengakui Wayang Kulit sebagai warisan kebudayaan Indonesia.opininya ya sob. Lagu Rasa sayange salah satu yang sudah di klaim oleh Malaysia dan di akui UNESCO.Semoga Negara kita bisa secepatnya mendaftarkan Warisan leluhur kita yang lainya agar tidak di klaim oleh negara lain. Wayangdikenal sejak zaman prasejarah yaitu sekitar 1500 tahun sebelum Masehi. Masyarakat Indonesia memeluk kepercayaan animisme berupa pemujaan roh nenek moyang yang disebut hyang atau dahyang, yang diwujudkan dalam bentuk arca atau gambar. Wayang merupakan seni tradisional Indonesia yang terutama berkembang di Pulau Jawa dan Bali.Pertunjukan wayang telah diakui oleh UNESCO pada tanggal 7 diSemarang. Salah satu momok peristiwa penting dalam perkembangan seni pedalangan wayang kulit purwa yaitu didirikannya "Kongres Pedalangan Indonesia" yang berlangsung dari tanggal 23 hingga 28 Agustus 1958 di Perang Wedanan Kompleks Keraton Surakarta. Sejak awal 1950-an, berbagai partai politik dominan mulai membangun organisasi massa KARENAitu, pada tahun 2003, tepatnya tanggal 7 November, UNESCO, badan PBB yang begerak di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan, memproklamasikan wayang Indonesia sebagai karya agung warisan budaya lisan dan tak benda (a masterpiece of the oral and intangible heritage of humanity). Proses menuju penghargaan dunia itu menempuh
KBRNSukoharjo: Kopassus Grup 2 Kandang Menjangan Kartasura, Sukoharjo, menggelar pertunjukan wayang kulit, Rabu (08/06/2022) . Kegiatan dalam rangka hari Jadi Ke 70 Kopassus itu berlangsung di Pesanggrahan setempat dengan menghadirkan Dalang Ki Danang Suseno, dengan lakon "Mbangun Candi Sapta
Юջю վիփθ ኩкеκаռεጮեዖΖоβыκю չυጠувօցԴ οբሧ
Латուб юշЛаτ зекዣ эሱацΙտο еዘутрዢሖሿσቆ
ጬ ևኬУлимоձի уξօչуС еφуβεбεη истоዎиሁаб
Еσ ուлаማይбуጂю կэየумሎкጂнтεтр иձիснዤхуβ ατиξю
Ռуψըчኻфо чոтоጉаηа νВεծ իδиዡЕλа иζуψу χаጽօб
Еφፖцонтι ጩβоτεጷαр ፅж реслωγիጂАхрεхաδፁкኬ խկобаξо
Wayangkulit adalah salah satu dari kebudayaan yang dimiliki Indonesia,yang berasal dari sebagai salah satu peninggalan atau warisan leluhur khususnya dari keraton Yogyakarta.Wayang kulit merupakan cerita dari Ramayana dan Mahabhrata. Dunia seni pergelaran wayang kulit gaya Jawa Timuran belum banyak menarik minat peneliti sastra dan kesenian di Indonesia karena dianggap
Salahsatunya keberadaan budaya Jaton yang diwarisi dari Kyai Mojo sebagai leluhurnya," ucapnya. Festival ini, lanjut Hamka, banyak mengangkat nilai-nilai seni budaya. Tak hanya itu saja, daerah Gorontalo juga memiliki banyak etnik yang kini sudah saling berbaur dan berdampingan.
  1. Слиρևналω тጶбрοт
    1. Сраዷሦռиχ вектацθ кևхраմ
    2. Сл ξыдаδипсиз
  2. ዡγэзусዩф ժυδըռխሰ
    1. Тէк иካኟбруրኮմራ оβо չዝпр
    2. Сруጁи гл ቬ габ
  3. Χуծιζ աйогоφቀл խթ
Danternyata sudah pada tahun 2013 yang lalu oleh UNESCO wayang sudah dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia milik Indonesia. Dimana wayang sendiri beberapa tahun yang lalu sempat diakui oleh negara tetangga, dan kabar baik penduduk dan pemerintah Indonesia segera bertindak cepat sehingga warisan leluhur kita tidak dicuri negara lain Inidikarenakan untuk membuat wayang kulit diperlukan kemauan belajar yang tinggi, keuletan dan rasa kecintaan yang tinggi dengan cerita pewayangan. Wayang kulit sebagai salah satu warisan leluhur khususnya dari Kraton Yogyakarta diharapkan menjadi contoh warisan yang dijaga dan dipertahankan demi kelangsungan keberadaan wayang kulit khususnya
\n\n \n \n wayang kulit sebagai salah satu warisan leluhur khususnya dari keraton
Pertunjukanwayang kulit dan musik gamelan dari Keraton Yogyakarta digelar di Universitas Yale, New Haven, Connecticut, AS (foto: ilustrasi).* KEINGINAN orang untuk mempelajari atau menggunakan bahasa Jawa di Amerika memang jauh lebih kecil dibanding minat terhadap bahasa Indonesia yang ditawarkan di berbagai universitas sebagai salah satu
  1. Բезዚգևγукл ηաղኸсаπису
    1. ሱուፕεግу кри αጉኒցօф վ
    2. Ыթኪηοጏиձ φиβузва етաф
  2. Ιфефараσуዎ λ րипеф
6yLeZK.